Rabu, 30 Maret 2016

Rahasia Menguatkan Goal

Catatan Pembelajar                                                                                           Dari: Sefri Naldo
Kamis,  17 Maret 2016
 

RAHASIA MENGUATKAN KEINGINAN / GOAL 
SEHINGGA MENJADI TIDAK TERBENDUNG




Tulisan oleh:
Ronny F. Ronodirdjo
The Most Wanted Coach & Trainer of NLP, Covert Hypnosis & Persuasion in Indonesia.
 Diambil dari Newletter NLP4Life
Materi ini penulis sharingkan pada teman-teman di komunitas.

Kemarin beberapa orang teman, menanyakan pada saya agar dibahas topik tentang: Mengapa suatu goal bisa terasa kuat, namun kadang-kadang bisa pula terasa lemah.

Ya benar, apa sebabnya ya....  yang membuat suatu goal bisa kuat atau malah menjadi lemah?
Di sinilah seolah Tuhan memberikan ujian pada kita, untuk menguji apakah kita mampu menggunakan karunia Tuhan yang berupa pikiran dan emosi itu dan menjadi tuan terhadapnya, dan justru bukan diperbudak pikiran dan emosi kita.

Ada salah satu lagu dangdut terkenal di masa dulu karya Bang Rhoma Irama sebelum mencalonkan diri jadi presiden. Kalau gak salah judulnya "Haram!"  :) 

     Kenapa semua yang enak-enak itu diharamkan
     Kenapa semua yang asyik-asyik itu yang dilarang
     Ah-ah-ah-ah-ah-ah-a-a-ah
     Itulah perangkap syetan
     Umpannya ialah bermacam-macam KESENANGAN

Nah dari lagu itu sebenarnya tercermin satu kecenderungan dari manusia yang fundamental, bahwa manusia tergerak untuk melakukan sesuatu jika ada kenikmatan (kesenangan).

Dan itu yang dimanfaatkan oleh syetan, demikian menurut Rhoma Irama. Nah, bisakah kita menggunakan NLP untuk 'mengantisipasi' perangkap syetan ini?

Menarik? Yuk kita simak....

FILTER PIKIRAN & MOTIVASI
Dalam NLP banyak sekali dibahas mengenai filter pikiran, salah satunya adalah apa yang disebut metaprogram, yakni sekelompok program pikiran yang mengatur jalannya program pikiran yang lainnya. Letaknya di bawah sadar kita, itu sebabnya jarang kita menyadarinya.

Salah satu metaprogram yang penting adalah: mengenai arah motivasi, yaitu bahwa manusia termotivasi melakukan tindakan itu jika dalam 2 kondisi:
  • Ingin mengejar kenikmatan / kesenangan (seperti kata Rhoma Irama)
  • Ingin menghindari penderitaan / kesakitan (belum disebut di lagu itu)

Nah, disini Anda jadi tahu bahwa pikiran menganut sebuah hukum yang disebut sebagai PAIN PLEASURE PRINCIPLE. Yakni, apapun yang berkonotasi dengan Pain (derita), maka pikiran manusia akan cenderung menjauhinya, sedangkan apapun yang  berkaitan dengan Pleasure (kenikmatan) maka pikiran manusia akan cenderung mendekati atau mengejarnya.

Pengertian pain dan pleasure ini adalah dalam arti luas, bukan dalam arti seksual. Contoh pengertian:
  • Pleasure: merasa baik, asyik, mantap, bangga, keren, sehat, nikmat, kenikmatan, puas, senang, teduh, dll.
  • Pain: merasa buruk, membosankan, down, merasa jelek, sakit, rugi, kerugian, penderitaan, kesal, sedih, kesakitan, dll

Nah, jadi tugas kita adalah membuat suatu Goal dan Aktivitas Mencapai Goal itu menjadi berasosiasi dengan Pleasure, sehingga MENJADI terasa kuat tarikannya.
Artinya, jika kita melakukan aktivitas yang berhubungan dengan goal itu, kita akan merasa Pleasure.
Sebaliknya, kita haru hati-hati, jangan sampai jika aktivitas yang kita lakukan dalam mendapatkan goal itu berasosiasi dengan Pain, maka tarikan untuk melakukannya menjadi lemah.

Misal, Anda pengin punya tubuh bagus, dan untuk mencapai tubuh yang bagus, khan perlu olah raga.
Nah banyak lho, yang di pikirannya itu, olahraga berasosiasi dengan Pain, makanya tarikan untuk melakukan jadi lemah. Jadi, untuk membuat daya tarikan memiliki tubuh bagus itu menguat, maka Anda harus mengasosiasikan seluruh aktivitas olah raga yang berhubungan dengan tubuh bagus adalah Pleasure. 

Sebaliknya segala hal yang berhubungan dengan kemalasan, hal-hal yang membuat tubuh menggemuk, prilaku makan yang salah, maka perlu diasosiasikan dengan Pain, sehingga kita menghindarinya.

Inilah namanya kita menguasai pikiran kita sendiri. Bukan dikendalikannya.

Dalam dunia agama, tinggal diaplikasikan dengan cara yang sama:
  • Hal-hal yang berhubungan kegiatan yang diridhai oleh Tuhan maka diprogram agar menjadi berkaitan dengan Pleasure.
  • Hal-hal yang berhubungan kegiatan yang TIDAK diridhai oleh Tuhan maka diprogram agar menjadi berkaitan dengan Pain.

Caranya: 
Akses suatu perasaan menyenangkan dari pengalaman yang Anda miliki, dan perkuat... Sambil menikmati dan mempertahankan rasa menyenangkan itu, bayangkanlah hal-hal yang perlu Anda kerjakan untuk mendapatkan goal Anda. Lakukan beberapa kali...

Maka dengan demikian, goal Anda berasosiasi dengan kenikmatan / pleasure.

1 komentar:

  1. Inilah mengapa internal motivation lebih lebih perlu diperkuat dibandingkan dengan external motivation

    BalasHapus