Catatan Pembelajar Dari: Sefri Naldo
Kamis, 17 Maret 2016
RAHASIA MENGUATKAN KEINGINAN / GOAL
SEHINGGA MENJADI TIDAK TERBENDUNG
Tulisan oleh:
Ronny F. Ronodirdjo
The Most Wanted Coach & Trainer of NLP, Covert Hypnosis & Persuasion in Indonesia.
The Most Wanted Coach & Trainer of NLP, Covert Hypnosis & Persuasion in Indonesia.
Diambil dari Newletter NLP4Life
Kemarin beberapa orang teman, menanyakan pada saya agar dibahas topik tentang: Mengapa suatu goal bisa terasa
kuat, namun kadang-kadang bisa pula terasa lemah.
Ya benar, apa sebabnya ya.... yang membuat suatu
goal bisa kuat atau malah menjadi lemah?
Di
sinilah seolah Tuhan memberikan ujian pada kita, untuk menguji apakah
kita mampu menggunakan karunia Tuhan yang berupa pikiran dan emosi itu
dan menjadi tuan terhadapnya, dan justru bukan diperbudak pikiran dan
emosi kita.
Ada
salah satu lagu dangdut terkenal di masa dulu karya Bang Rhoma Irama
sebelum mencalonkan diri jadi presiden. Kalau gak salah judulnya
"Haram!" :)
Kenapa semua yang enak-enak itu diharamkan
Kenapa semua yang asyik-asyik itu yang dilarang
Ah-ah-ah-ah-ah-ah-a-a-ah
Itulah perangkap syetan
Kenapa semua yang asyik-asyik itu yang dilarang
Ah-ah-ah-ah-ah-ah-a-a-ah
Itulah perangkap syetan
Umpannya ialah bermacam-macam KESENANGAN
Nah
dari lagu itu sebenarnya tercermin satu kecenderungan dari manusia yang
fundamental, bahwa manusia tergerak untuk melakukan sesuatu jika ada
kenikmatan (kesenangan).
Dan
itu yang dimanfaatkan oleh syetan, demikian menurut Rhoma Irama. Nah,
bisakah kita menggunakan NLP untuk 'mengantisipasi' perangkap syetan
ini?
Menarik? Yuk kita simak....
FILTER PIKIRAN & MOTIVASI
Dalam
NLP banyak sekali dibahas mengenai filter pikiran, salah satunya adalah
apa yang disebut metaprogram, yakni sekelompok program pikiran yang
mengatur jalannya program pikiran yang lainnya. Letaknya di bawah sadar
kita, itu sebabnya jarang kita menyadarinya.
Salah satu metaprogram yang penting adalah: mengenai arah motivasi, yaitu bahwa manusia termotivasi melakukan tindakan itu jika dalam 2 kondisi:
- Ingin mengejar kenikmatan / kesenangan (seperti kata Rhoma Irama)
- Ingin menghindari penderitaan / kesakitan (belum disebut di lagu itu)
Nah, disini Anda jadi tahu bahwa
pikiran menganut sebuah hukum yang disebut sebagai PAIN PLEASURE PRINCIPLE.
Yakni, apapun yang berkonotasi dengan Pain (derita), maka pikiran
manusia akan cenderung menjauhinya, sedangkan apapun yang berkaitan
dengan Pleasure (kenikmatan) maka pikiran manusia akan cenderung
mendekati atau mengejarnya.
Pengertian pain dan pleasure ini adalah dalam arti luas, bukan dalam arti seksual. Contoh pengertian:
- Pleasure: merasa baik, asyik, mantap, bangga, keren, sehat, nikmat, kenikmatan, puas, senang, teduh, dll.
- Pain: merasa buruk, membosankan, down, merasa jelek, sakit, rugi, kerugian, penderitaan, kesal, sedih, kesakitan, dll
Nah, jadi
tugas kita adalah membuat suatu Goal dan Aktivitas Mencapai Goal itu
menjadi berasosiasi dengan Pleasure, sehingga MENJADI
terasa kuat tarikannya.
Artinya, jika kita melakukan aktivitas yang berhubungan dengan goal itu, kita akan merasa Pleasure.
Sebaliknya,
kita haru hati-hati, jangan sampai jika aktivitas yang kita lakukan
dalam mendapatkan goal itu berasosiasi dengan Pain, maka tarikan
untuk melakukannya menjadi lemah.
Misal, Anda pengin punya tubuh
bagus, dan untuk mencapai tubuh yang bagus, khan perlu olah raga.
Nah banyak lho, yang di
pikirannya itu, olahraga berasosiasi dengan Pain, makanya tarikan untuk
melakukan jadi lemah. Jadi, untuk membuat daya tarikan memiliki tubuh bagus itu menguat, maka Anda harus mengasosiasikan seluruh
aktivitas olah raga yang berhubungan dengan tubuh bagus adalah Pleasure.
Sebaliknya
segala hal yang berhubungan dengan kemalasan, hal-hal yang membuat
tubuh menggemuk, prilaku makan yang salah, maka perlu diasosiasikan
dengan Pain, sehingga kita menghindarinya.
Inilah namanya kita menguasai pikiran kita sendiri. Bukan dikendalikannya.
Dalam dunia agama, tinggal diaplikasikan dengan cara yang sama:
- Hal-hal yang berhubungan kegiatan yang diridhai oleh Tuhan maka diprogram agar menjadi berkaitan dengan Pleasure.
- Hal-hal yang berhubungan kegiatan yang TIDAK diridhai oleh Tuhan maka diprogram agar menjadi berkaitan dengan Pain.
Caranya:
Akses suatu perasaan menyenangkan dari pengalaman yang Anda miliki, dan perkuat...
Sambil menikmati dan mempertahankan rasa menyenangkan itu, bayangkanlah
hal-hal yang perlu Anda kerjakan untuk mendapatkan goal Anda. Lakukan
beberapa kali...
Maka dengan demikian, goal Anda berasosiasi dengan kenikmatan / pleasure.
Inilah mengapa internal motivation lebih lebih perlu diperkuat dibandingkan dengan external motivation
BalasHapus